



Nayne duduk bersama Awan
diperpustakaan, sementara di luar matahari bersinar hangat, kadang redup
tertutup awan, membaca halaman demi halaman buku materi tebal. Ia mulai merasa
bosan dan mengantuk. Ia memandang Awan dihadapannya yang serius menyalin
catatan-catatan dari buku setebal seribu halaman di depannya. Nayne mendesah
dan mengistirahatkan kepalanya, menelungkup diatas buku tebal Easy
Networking.
“Kau sakit ya, Nay?,” terdengar suara
Awan. ”Atau malah bosan ?”
“Aku hanya sedikit pusing,” gumam
Nayne lelah. ”Lapar dan meng....”
Nayne
berhenti bicara karena Awan telah meletakkan tangannya diatas dahi Nayne,
mengeceknya. Nayne mendongak dan langsung bertatapan dengan wajah Awan. Dia
langsung melompat berdiri dengan muka merona merah, wajah mereka tadi dekat
sekali.
“Aku tidak apa-apa... Ayo,kita keluar
dan cari sesuatu untuk makan siang...” katanya, sambil memasukkan buku-buku
dengan asal ke dalam tasnya.
“Aku tahu tempat yang nyaman untuk
belajar.Ayo....,” ajak Awan,menyambar pergelangan tangan Nayne dan menyeretnya
keluar dari perpustakaan.
JJJ
Hujan turun deras menyelimuti sekolah
dan halamannya sekarang. Nayne berdiri gemetar disamping sebuah mobil sport
hitam. Dia tiba ditempat parkir sekolah lebih cepat 10 menit dari seharusnya.
Ia mengalihkan perhatiannya ke mobil hitam disampingnya.
“Huuh...pasti nyaman dan hangat berada didalamnya,” batinnya
jengkel.
Terdengar deru motor,Nayne
langsung menoleh.
“Sudah lama ya?,” tanya Awan setelah turun dari motornya,
”Apa yang ingin kau bicarakan?,” tanyanya melangkah mendekati Nayne.
“Aku hanya ingin kau menjelaskan kepada pacarmu bahwa
kita hanya berteman dan jangan pernah mengganggu hidupku,” jawab Nayne tanpa
basa basi.
“Ha?! Pa...pacarku???”
“Yep,beberapa hari terakhir,dia menelponku dan
memaki-maki menuduh aku merebut kamu dari pelukannya,” Nayne memberi tekanan pada kata aku dan kamu.
“Eh..?!Tunggu,aku juga dapat telepon seperti itu dari
seseorang yang mengaku pacarmu.....bahkan aku ditantang untuk berkelahi
dilapangan bola....,”tukas Awan.
“Hah?!? Pacar siapa?? Aku tidak punya pacar...,”
“O....jadi begitu,”gumam Awan,melepas jaketnya dan
menyampirkannya dibahu




”Kalau
begitu, langsung tutup teleponnya kalau dapat lagi ... kau tahu....banyak cowok
tampan dan keren dikelas Teknik B,kan?,”
“Dan apa maksudmu?,” tanya Nayne,tajam.
“Kau kan bisa berkencan dengan teman kelasmu untuk ... “
“Kenapa kau berpikiran begitu. . .”tanya Nayne,dingin.
“Bukannya itu tujuanmu? Sama dengan gadis lain? Cowok
keren dan . . .”
“Plak....”
Nayne menampar Awan sebelum berlari menerobos hujan sekilas
Awan melihat air matanya berlinangan.
JJJ
Setelah itu, Nayne bersikap sangat dingin kepada Awan di
sekolah, satu kali jam istirahat sudah cukup untuk membuktikan ini. Awan
berpikir jelas dia marah kepadanya. Nayne tidak bicara kepadanya walaupun
mereka mengambil kue tart radi nampan yang sama di kantin sekolah.
JJJ
“Dulu Ayne,bukan gadis periang seperti yang kau kenal
sekarang. Saat masih kelas VI SD orang tuanya bercerai. Tapi,meskipun masih
anak-anak,ia telah memahami semuanya... dan hatinya ikut hancur bersama
kebahagiaan keluarganya...aku tak pernah lagi melihatnya tertawa ataupun
menangis... Tapi,ia terlihat sangat gembira saat bersamamu...aku selalu
mengawasi kalian...kau adalah satu-satunya orang yang bisa menghidupkan
tawanya,hal yang tidak bisa kulakukan sebagai sahabatnya selama 5 tahun
terakhir...Jadi, jika kau membuatnya terluka dan menangis lagi ... Aku tidak
akan mema’afkanmu, walaupun Soka yang memohon. Karena,Nayne penting bagiku,” suara
Narita, sahabat Nayne, terus terngiang ditelinga Awan.
JJJ
Mereka
sudah sampai dirumah sakit. Setelah memarkir mobil,Soka segera berlari masuk ke
dalam diikuti oleh Awan. Mereka akhirnya sampai disebuah kamar yang diatas
pintu bertulis Sakura 1306. Mereka masuk kedalam.
“Nayne...,”gumam Awan, kaget, berlari mendekat.
Nayne
terbaring dengan wajah pucat, disamping ranjangnya Narita, sahabat Nayne dan
kekasih Soka, memandangnya dengan wajah sedih dan menggelengkan kepalanya yang
cantik. Ia menangis didalam tangannya, Soka segera memeluknya dan setengah
memapah dia membawa Narita keluar dari ruangan itu. Awan menggenggam tangan
Nayne, tangannya dingin. Ia merasa sangat sedih. Nayne adalah sahabat yang
paling dicintainya. Walau ia tidak pernah mengakuinya.


“Berisik sekali...”gumam Nayne, duduk diatas ranjangnya, sebelah
tangannya memegang kepalanya yang dibalut perban dan memandang Awan yang kaget.
Awan langsung memeluk Nayne, dan berbisik ditelinganya,
”Aku
mencintaimu...aku...takut sekali akan kehilanganmu....Ma’afkan aku...”
“Kau
apa-apaan sih?” tukas Nayne, berusaha mendorong tubuh Awan menjauh darinya.
“Bagaimana
keadaanmu? Ini salahku .... ” ucap Awan, melepas pelukannya.
“Kau
kenapa sih ?”,tanya Nayne, mengerutkan keningnya heran.
” Aku
cuma terserempet mobil. Besok juga aku sudah rawat jalan.
Wow . .
.lihat. Pelangi.....” tambahnya menunjuk jendela.


”Ouch. .
.ma’af aku lupa kalau kakiku juga retak,hehehe....”
“Dasar
selalu begitu. . .kau tetap keras kepala ya ...”
Nayne
tersenyum,meraih tongkat penyangga kakinya,memandang Awan dan berkata,
“Mau
ikut ke taman... disamping rumah sakit ini,tidak jauh kok”
“Tidak
apa-apa ” tambah Nayne, ketika Awan memegang lengannya dan membimbingnya
menyusuri koridor. ” Besok aku kan sudah rawat jalan.”
Mereka
telah tiba di taman rumah sakit. Nayne berdiri disangga tongkatnya dibawah
naungan pohon flamboyan, menginjak rumput rendah yang basah oleh gerimis tadi
pagi.
“Indah
sekali ya...” desahnya kagum, mendongkkan kepalanya memandang pelangi di
langit.“Rasanya lebih indah dibanding waktu kita melihatnya saat di bukit itu”
“Ya,kau
benar,Nay.Tapi,kupikir lebih indah pelangi dimatamu,Nay”
“Eh...?!?”
Awan berdiri dihadapan Nayne,memeluknya. Nayne merasa
taman bunga itu mendadak bertambah harum semerbak seribu kali lipat.



“Woi...stop...!”terdengar teriakan Soka, membanting
khayalan mereka, dan Awan serta Nayne saling melepaskan diri. Nayne langsung
terhuyung, Awan segera memegang lengannya dan memapahnya ke kursi taman.
“Nah,...kau belum sehat kan? Kenapa malah keluar kamar
untuk berpelukan dengan Awan, begitu ?” tuntut Narita, duduk disamping Nayne, tapi
ia tersenyum geli. ”Ngomong-ngomong, bagaimana akting kami ? Keren kan ?”
“Apa maksudmu, Narita?” tanya Awan, heran.
“Ehmmm.....kamilah yang meneror kalian beberapa hari yang
lalu” jawab Soka.
“Yap....kalian berhutang kepada kami, karena kamilah
kalian bisa saling mengetahui perasaan kalian yang sesungguhnya.....Ouch.....”
kata Narita, ketika Nayne menginjak kakinya.
“Kenapa kalian......?” tanya Awan, keheranannya
bertambah.
“Karena,...kalian menggemaskan saling mencintai tapi
tidak pernah saling mengungkapkan. Kalian sama-sama pemalu. Menyebalkan.....”
jawab Narita geli.
“Lalu, Nayne malah kecelakaan. Jadi, kami pikir bisa
untuk menguji perasaanmu,...” lanjut Soka.
JJJ